Rabu, 04 Maret 2015

Kisah Putri Tujuh (Asal Mula Kota Dumai)


Konon,Pada zaman dahulu kala,di daerah Dumai berdiri sebuah kerajaan bernama Seri Bunga tanjung.Kerajaan ini di perintah oleh seorang Ratu yang bernama Cik Sima.Ratu ini memilik tujuh orang putri yang elok nan rupawan,yang di kenal dengan Putri Tujuh.Dri ketujuh putri tersebut,putri bungsulah yang paling cantik,namanya Mayang Sari.Putri Mayang Sari memliki keindahan tubuh yang sangat mempesona,kulitnya lembut bagai sutra,wajahnya elok berseri bagaikan bulan purnama,bibirnya merah bagai delima,alisnya bagai semut beriring,rambutnya yang panjang dan ikal terurai bagai mayang.Karena itu,sang Putri juga di kenal dengan sebutan Mayang Mengurai.


Pada suatu hari,ketujuh putri itu sedang mandi di lubuk Sarang Umai.Karena asyik berendam dan bersendau gurau,ketujuh putri itu tidak menyadari ada beberapa pasang mata yang sedang mengamati mereka,yang ternyata adalah pangeran Empang Kuala dan para pengawalnya yang kebetulan lewatdi daerah itu.Mereka mengamati ketujuh putri tersebut dari balik semak-semak.Secara diam-diam,sang pangeran terpesona melihat kecantikan slaah satu putri yang tak lain adalah Putri Mayang Sari.Rupanya,sang Pangeran jatuh cinta kepada sang Putri.Karena itu,sang Pangeran berniat untuk meminangnya.
Beberapa hari kemudian,sang Pangeran mengirim utusan untuk meminang putri itu yang diketahuinya bernama Mayang Mengurai.Utusan tersebut mengantarkan tepak sirih sebagai pinangan adat kebesaran raja kepada Keluarga Kerajaan Seri Bunga Tanjung.Pinangan itu pun disambut oleh Ratu Cik Sima dengan kemuliaan adat yang berlaku di Kerajaan Seri Bunga Tanjung.Sebagai balasan pinangan Pangeran Empang Kuala,Ratu Cik Sima pun menjunjung tinggi adat kerajaan yaitu mengisi pinang dan gambir pada combol paling besar di antara tujuh buah combol yang ada di dalam tepak itu.Enam buah combol lainnya sengaja tak diisinya,sehingga tetap kosong.Adat ini melambangkan bahwa putri tertualah yang berhak menerima pinangan terlebih dahulu.
Mengetahui pinangan Pangerannya ditolak,utusan tersebut kembali menghadap kepada sang Pangeran.”Ampun Baginda Raja! Hamba tak ada maksud mengecewakan Tuan.Keluarga Kerajaan Seri Bunga Tanjung belum bersedia menerima pinangan Tuan untuk memperistrikan Putri Mayang Mengurai.” Mendengar laporan itu,sang Raja pun naik pitam karena rasa malu yang amat sangat.Sang Pangeran tak lagi peduli dengan adat yang berlaku di negeri Seri Bunga Tanjung.Amarah yang menguasai hatinya tak bisa dikendalikan lagi.Sang Pangeran pun segera memerintahkan para panglima dan prajuritnya untuk menyerang Kerajaan Seri Bunga Tanjung.Maka,pertempuran antara kedua kerajaan di pinggiran Selat Malaka itu tak dapat di elakkan lagi.
Di tengah berkecamuknya perang tersebut,Ratu Cik Sima segera melarikan ketujuh putrinya ke dalam hutan dan menyembunyikan mereka di dalam sebuah lubang yang beratapkan tanah dan terlindung oleh pepohonan.Tak lupa pula sang Ratu membekali ketujuh putrinya makanan yang cukup untuk tiga bulan.Setelah itu,Sang Ratu kembali ke kerajaan untuk mengadakan perlawanan terhadap pasukan Pangeran Empang Kuala.Sudah 3 bulan berlalu,namun pertempuran antara kedua kerajaan itu tak kunjung usai.Setelah memasuki bulan keempat,pasukan Ratu Cik Sima semakin terdesak dan tak berdaya.Akhirnya,Negeri Seri Bunga Tanjung dihancurkan,rakyatnya banyak yang tewas.Melihat negerinya hancur dan tak berdaya,Ratu Cik Sima segera meminta bantuan jin yang sedang bertapa di bukit Hulu Sungai Umai.
Pada suatu senja,pasukan Pangeran Emapang Kuala sedang beristirahat di hilir Umai.Mereka berlindung di bawah pohon-pohon bakau.Namun, menjelang malam terjadi peristiwa yang sangat mengerikan.Secara tiba-tiba mereka tertimpa beribu-ribu buah bakau yang jatuh dan menusuk ke badan para pasukan Pangeran Empang Kuala.Tak sampai separuh malam,pasukan Pangeran Empang Kuala dapat dilumpuhkan.Pada saat pasukan Kerajaan Empang Kuala tak berdaya,datanglah utusan Ratu Cik Sima menghadap Pangeran Empang Kuala.
Melihat kedatangan utusan tersebut,sang Pangeran yang masih terduduk lemas menahan sakit langsung bertanya,”Hai orang Seri Bunga Tanjung,apa maksud kedatanganmu ini?”.Sang utusan menjawab,”Hamba datang untuk menyampaikan pesan Ratu Cik Sima agar Pangeran berkenan menghentikan peperangan ini.Perbuatan kita ini telah merusakkan bumi Sakti Rantau Bertuah dan menodai pesisir Seri Bunga Tanjung.Siapa yang datang dengan niat buruk,malapetaka akan menimpa,sebaliknya siapa yang datang dengan niat baik ke negeri Seri Bunga Tanjung,akan sejahteralah hidupnya,”kata utusan  Ratu Cik Sima menjelaskan.Mendengar penjelasan utusan Ratu Cik Sima,sadarlah Pangeran Empang Kuala,bahwa dirinyalah yang memulai peperangan tersebut.Pangeran langsung memerintahkan pasukannya agar segera pulang ke Negeri Empang Kuala.a
Keesokan harinya,Ratu Cik Sima bergegas mendatangi tempat persembunyian ketujuh putrinya di dalam hutan.Alangkah terkejutnya Ratu Cik Sima,karena ketujuh putrinya sudah dalam keadaan tak bernyawa.Mereka mati karena haus dan lapar.Ternyata Ratu Cik Sima lupa,kalau bekal yang disediakan hanya cukup untuk 3 bulan.Sedangkan perang antara Ratu Cik Sima dengan Pangeran Empang Kuala berlangsung sampai empat bulan.Akhirnya,karena tak kuat menahan kesedihan atas kematian ketujuh putrinya,maka Ratu Cik Sima pun jatuh sakit dan tak lama kemudian meninggal dunia.Sampai kini,pengorbanan Putri Tujuh itu tetap dikenang dalam sebuah lirik:
Umbut mari mayang diumbut
Mari diumbut di rumpun buluh
Jemput mari dayang dijemput
Mari dijemput turun bertujuh
Ketujuh berkain serong
Ketujuh bersubang gading
Ketujuhnya bersanggul sendeng
Ketujuhnya memakai pending
Sejak peristiwa itu,masyarakat Dumai meyakini bahwa nama kota Dumai diambil dari kata “d’umai” yang selalu diucapkan Pangeran Emapng Kuala ketika melihat kecantikan Putri Manyang Sari atau Mayng Mengurai.Di Dumai juga dapat dijumpai situs bersejarah berupa pesanggarahan Putri Tujuh yang terletak di dalam kompleks kilang minyak PT Pertamina Dumai.Selain itu,ada beberapa nama temapat di kota Dumai yang diabadikan untuk mengenang peristiwa itu,di antaranya:kilang minyak Pertamina Dumai diberi nama Putri Tujuh;bukit hulu Sungai Umai tempat pertapaan jin diberi nama Bukit Jin.Kemudian lirik Tujuh Putri sampai sekarang dijadikan nyanyian pengiring Tari Pulai dan Asyik Mayang bagi para tabib saat mengobati orang sakit.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar